Awal kisah ini adalah masa-masa terakhir SMA ku. Tulisan
ini ku tulis pada lembaran-lembaran ketika bulan Ramadhan 1433 H. Terakhir SMA,
q putuskan ‘tuk nglanjutin kuliah di PTN. Iming-iming awal nyantriku di PonPes
Sunan Ampel Jombang akan kuliah di Luar Negeri (Univ.Al-Azhar Mesir), membuat
aku ingin mengenyam pendidikan disana. Perjalanan kelas 3 SMA sudah tinggal
sesaat lagi.Mengejar impian ke Al-Azhar pingin banget ku rasakan, akhirnya
ketika q belum ijin orangtua, aku udah nyoba ikut tambahan bimbingan kepada beberapa
guruku di pondok (pak Masturi Ms, S.Pdi dan Ahmad Jazuli, Lc) tentang berbagai
pelajaran, namun pada akhirnya aku di ajari pelajaran yang sangat penting yakni
Nahwu n Shorof serta Bahasa Arab yang akan dijadikan bahasa pengantar disana.
Awal – awal perjalanan bimbingan privat ini aku mulai menjelang Unas.
Ketika aku di jenguk ayah, beliau memutuskan buat les di
salah satu bimbingan belajar untuk kesuksesan UNAS.ku. Aku belajar 2 pelajaran
secara intensif, pertama materi terkait UNAS, dan kedua materi terkait ke
Al-Azhar. Dua ilmu yang harus dikuasai oleh muslim ini ku jalani demi
kesuksesan dunia dan akherat. Berjalan hingga UNAS, akhirnya ketika UNAS ku
putuskan untuk menghentikan kedua pelajaran intensif tersebut. Setelah UNAS, ku menunggu pengumuman
dan menunggu perpisahan pondok (Muwadda’ah). Akhirnya aku putusin menunggu di
pondok, dan melanjutkan bimbingan, baik yang di pondok maupun melanjutan bimbel buat SNMPTN-Tulis nantinya.
Berjalan ber-iringan terus aku lakukan, hingga waktu pendaftaran Univ. Al-Azhar
Cairo Mesir dibuka, setelah aku mendaftar, tidak menyangka ternyata tawaran kepada
teman2 pondok malah ada yang berminat, akhirnya kami belajar ber-5 waktu itu.
Pada waktu yang telah ditentukan, kami melakukan
pelengkapan berkas. Ketika pemberkasan selesai, ternyata salah satu dari ke-5
peserta ini, salah satunya sangat tidak diijini oleh ibunya, akhirnya dia tidak
ikut tes ke Mesir. Rasa kecewa atas pernyataan salah satu teman kami tersebut,
namun cita2 kami tidak boleh pupus karena salah satu teman saja. Setelah
kejadian tersebut, banyak sekali simpang siurnya, mulai dari salah paham tempat
tes, tidak ikutnya teman, sampai yang jadwal berubah-ubah, namun pada akhirnya
tanggal 31 Juni tepatnya, kami melaksanakan tes, tes tersebut dilaksanakan di
Surabaya. Sebelum kami berangkat tes, kami terlebih dahulu sowan ke Abah Taufiq
selaku pengasuh pondok, agar mengetahui bahwa tes kami besok. Namun ternyata
waktu itu kami tidak bertemu dengan beliau, meskipun sebelum ini kami sudah
sowan, kurang enak rasanya jika sebelum berangkat belum sowan dulu. Setelah
hampir setengah jam kami menunggu, ternyata Abah tak kunjung keluar juga
akhirnya kami putuskan segera berangkat, karena hari itu adalah jum’at dan kami
khawatir akan terlambat jum’atan di Surabaya.
Let’s go….. akhirnya kami-pun berangkat, berjalan menuju
stasiun untuk naik len ke terminal dan naik bus ke Surabaya. Ditengah
perjalanan kami ternyata sudah disambut oleh teman2 yang mengantar naik len,
kami agak terharu, namun pemberian semangat kepada teman2 tersebut tak akan
kami lupakan, dan kami akan semangat nantinya ketika tes. Perjalanan 2 jam
dalam bus membuat kami mengantuk, kami dan salah satu guru dari kami yang ikut
tertidur pulas. Namun hanya salah satu dari kami yang tidak tertidur. Sesampai
di Terminal Purabaya-Surabaya, kami naik bus kota untuk pergi ke tempat tes,
waktu itu tempat tes di IAIN-Surabaya, kami naik bus kota ber-AC. Sesampai di
daerah IAIN kami harus menunggu hingga besok, karena tesnya baru keesokan
harinya, kami menginap di kost.an teman2 alumni pondok, kami ber-4 adalah 2 cwo
dan 2 cwe serta salah satu guru pembimbing kami.
Kami mencari tempat kakak2 alumni, waktu itu kami mencari
dahulu tempat untuk teman kami yang cewe, akhirnya ketemu. Adzan berkumandang
tanda jum’atan segera dimulai, langsung saja kami menuju masjid. Setelah sholat
jum’at kami merebahkan badan sejenak, untuk beristirahat, kami menelepon alumni
yang ada di asrama dekat IAIN namun ternyata tidak di angkat2, kami merasa
kecewa dan agak bingung mau nginep dimana. Untung saja guru kami yang juga
alumni PonPes Sunan Ampel ini, temannya dulu ada yang tinggal di daerah
Surabaya. Beliau langsung menelepon, dan langsung saja kami menuju ke daerah
yang dijelaskan teman dari guru kami tersebut.
Sesampai di kontrakan teman guru kami. Langsung kami
melanjutkan aktifitas, aku dan temanku yang akan mengikuti tes terus belajar
demi kesuksesan tes esok hari. Aku berpuasa waktu itu, setelah guru kami keluar
mencari makanan, mereka makan2an ringan, namun aku menunggu tibanya waktu adzan
magrib, setelah adzan, kami makan bersama. Keesokan harinya kami pagi2 sekali
melaksanakan sholat subuh, dan bersiap2 untuk pergi ke tempat tes, sekitar
30menit kami menempuh perjalanan ke tempat tes. Pelengkapan pemberkasan di
tempat tes kami lakukan bersama2. Setelah itu kami melaksanakan tes tahap awal
yakni tes tulis. Setelah 2 jam kami mengerjakan, kami langsung menuju gedung
rektorat untuk melaksanakan tahap kedua yakni tes lisan. Setelah menunggu lama,
kamipun tertinggal informasi, ternyata kami harus mengumpulkan kartu untuk
dipanggil, untung saja salah satu teman SMP.ku dulu yang ikut tes ini juga
telah memberi tahu agar mengumpulkan dulu kartu peserta.
Mendapatkan giliran paling akhir adalah suatu kegiatan
menunggu yang sangat membosankan, hingga kami hampir tertidur, hampir 3 jam
kami menunggu dipanggil. Setelah tes lisan, kami segera pulang, namun jika
langsung pulang kami akan terlalu malam, dan tidak bisa masuk pondok. Akhirnya
kami putuskan berjalan2 dulu ke Mall, suatu pengalaman yang indah, setelah tes
kami jalan2 ke Mall. Setelah kami naik
bus kota, kami turun di daerah tunjungan di Mall TP tepatnya, adzan
maghrib berkumandang, aku segera berbuka dan makan jajan yang di bawakan oleh
ibu tercinta karena aku berpuasa hari itu. Kami langsung ke Gramedia, kami
jalan2 kesana dan baca2 buku, tak ada yang dibeli, hanya baca2. Setelah satu
jam kami di TP, kami langsung pulang, kami langsung menuju tempat bu de dari
salah satu teman kami yang cewe, namun belum sempet dibales sms dari bu de-nya,
hape-nya udah mati. Mungkin juga udah diijinin nginep disana.
Setelah selesai jalan2 ke TP kami langsung menuju ke
tempat salah satu bu de dari temen kami, sesampai disana kami terlebih dahulu
untuk menunggu jemputan karena tempatnya jauh dari turunnya bus. Setelah
menunggu lama, kami putuskan buat makan bakso dulu, mumpung ada yang jualan
bakso. Setelah makan, akhirnya dijemput juga, kami mengimbal atau gantian,
karena tidak mungkin naik sepeda motor 5 orang. Aku dan salah satu temen cowo
menunggu untuk gilliran kedua menjeput kami. Setelah lama, ternyata tak kunjung
dijemput, kami khawatir apa yang terjadi, kami berdua bingung, pingin balik
kepondok namun tak tega meninggal 2 teman cewe kami karena berangkat bersama,
maka pulang juga harus bersama. Hampir 2 jam kami menunggu, aku-pun tertidur di
gerdu masuk perumahan tersebut. Salah satu sms masuk dari teman kami yang sudah
disana, kami kaget, ternyata ada hal2 yang tidak diinginkan.
Allah SWT Maha Penolong bagi hamba-NYA, temanku yang
memiliki teman juga di daerah situ ternyata sms dan mengajak tidur dirumahnya.
Sesampai dirumah dia, kami ber-istirahat. Kami akan pulang esok hari, keesokan
harinya kami sarapan dan pulang balik kepondok, 2 teman cewe kami sudah
terlebih dahulu balik jam 5an. Kami menjemputnya, namun kami hanya bisa bertemu
di masjid jami’ dekat pondok. Dipondok ternyata masih ada ngaji Ahad, kami-pun
menunggu di masjid dan menunaikan ibadah sholat dhuha. Seusai ngaji, ada salah
satu teman kami yang sms ngajinya telah selesai, kami langsung kepondok untuk
masuk kedalam. Hari-demi-hari kami jalani, sembari menunggu pengumuman hasil
tes seleksi mahasiswa Mesir. Kami semua mendaftar ke PTN, kami mendaftar karena
berbagai pertimbangan, semuanya ikut bimbel juga masing2 yang berbeda2 juga untuk
tes PTN nantinya.
Bulan sungguh mengesankan, bulan ini padat akan jadwal2
penting. Waktu tes PTN atau biasa disebut
SNMPTN-Tulis kami tiba, kami ber-empat ikut tes semua. Waktu itu aku ikut tes
PTN di daerah Malang, karena kakak.ku tinggal disana. Aku berangkat ke Malang
bersama kakak.ku dengan naik sepeda motor. Sesampai disana aku tinggal se-kost
dengan kakak.ku, ternyata salah satu temanku ingin tinggal bersama aku dan
kakak.ku ku jemput dia dan tidur se.kost denganku. Esok harinya adalah tes hari
pertama yakni TPA dan Kemampuan Dasar, sehari kemudian Tes Bidang IPA/IPS dan Bahasa
Inggris, Bahasa Indonesia.
Setelah hari kedua tes aku dan temanku langsung pulang,
kami pulang naik sepeda motor, namun kami terlebih dahulu mampir di salah satu
teman kami di daerah yang tidak cukup dekat dengan daerah Malang. Kami jalan2
dan kami pergi ke pondok bersama. Sesampai dirumah, aku sangat capek. Aku baru
teringat akan tes Mesir. Akhirnya aku melihat situs terkait akan hasil seleksi
tersebut. Rasa deg2an sungguh aku rasakan, benar saja pengumuman ternyata sudah
keluar terlebih dahulu sebelum tanggal yang telah ditentukan. Aku segera
menghubungi 3 temanku yang ikut tes ini. Ternyata apa dikata? Kami ber-empat
GAGAL. Mungkin memang bukan jalannya. Kami sangat kecewa waktu itu, luka
mendalam bagi kami. Namun, inilah maknsa sebuah takdir yang terbaik bagi
makhluk Allah SWT, Dia Maha Tahu apa yang terbaik bagi hamba-NYA.
Perjalanan
pengumuman SNPMTN-Tulis aku isi dengan mengikuti tes kembali, yakni SPMB-PTAIN
di Malang. Aku terus mencoba semua tes yang diadakan oleh berbagai PTN. Namun
sehari sebelum tes aku dan teman2 SMA.ku mengadakan jalan2 di rumah Malang,
waktu itu umurku 19, ya… q ber-ulang tahun waktu itu. Setelah acara tersebut usai,
aku menelepon temanku yang lain yang ikut tes SPMB-PTAIN bersamaku. Aku langsung
berangkat ke kost-an kakak.ku kembali. Sehari mengikuti tes, malam harinya
teman yang lain yang beda kost mencoba menghubungiku untuk main ke tempatnya. Sebelum
kesana aku dan temanku mencari ruang tes yang tak jauh dari kost.an kakak.ku.
Setelah itu kami mencari2 tempat kost.an temanku, sejauh hampir 1 km kami
berdua berjalan, malam2 sebelum tes malah jalan2 yang sungguh capek sekali, ada
mobil bak terbuka lewat, aku mengajak temanku naik dan bareng ke daerah yang
dimaksudkan temanku yang beda kost tadi. Sesampai disana, kami langsung balik
ke kost.an kakak.ku. Keesokan harinya terjadi salah paham ketika menerima sms
dari temanku yang aku hampiri tadi malam minta dijemput dan temanku yang ikut
se-kost ini menjemput tanpa membawa helm, akhirnya di pertigaan jalan besar kena
tilang polisi. Waktu sudah hampir terlambat, karena itu aku dan temanku
langsung pergi ke ruang tes. Selesai tes kami langsung pulang dan menyelesaikan
dengan kepolisisan yang telah menilang temanku tadi pagi, namun aku menginap
dirumah temanku. Keesokan harinya dia mengantarkan aku pulang, jauh sih.. namun
dia ingin main kepondok, akhirnya aku pulang kerumah.
Hari-hari
menunggu, aku putuskan ikut ngaji kilatan Ramadhan yang sudah dimulai pada
bulan Sya’ban. Namun di tengah2 tanggal pengumuman, temanku memberi tahu aku
bahwa AREMA-Indonesia akan bertanding, tidak ada waktu lagi musim ISL ini, aku
putuskan ikut menonton sepakbola. Dikarenakan aku dari kecil ingin sekali
nonton bola di stadion langsung. Hari itu Arema vs Deltras, hanya dihadang 0-0
kamipun langsung pulang. Aku lagi2 menginap dirumah teman yang sebelumnya aku
juga menginap disana.
Hari
demi hari aku jalani… dan pada akhirnya tiba hari dimana pengumuman
SNMPTN-Tulis, Semua teman2 saling menanyakan gimana hasil tes.nya, banyak
diantara temanku lolos SNMPTN-Tulis ini. Namun lagi2 kegagalan berpihak padaku.
Aku yakin lolos namun apa yang terjadi? Mungkin bukan jalannya. Pengumuman
SPMB-PTAIN ku tunggu. Hari-demi-hari aku jalani menunggu pengumuman, meskipun
sudah jadi alumni, aku masih sering mampir kepondok dan ikut pengajian kilatan
Ramadhan, sembari menunggu pengumuman. Tiba lagi pengumuman, kali ini
SPMB-PTAIN, akupun kembali gagal, tragis memang, jika manusia tidak menerima
atau dengan kata lain dia kecewa, maka dia dengan otomatis tidak menerima
pemberian ALLAH, maka aku segera mengurungkan niat kecewa tersebut.
Oerma,
salah satu temanku sudah mengalami kegagalan 2 kali, dia telah mengalami
kegagalan tidak diterimanya SNMPTN-Undangan dan Mesir. Perjalanan yang
menyedihkan baginya, namun dia lolos SNMPTN-Tulis di UB-T.Kimia. Syid, salah
satu temanku juga mengalami kegagalan 2 kali juga, yakni Mesir dan SNMPTN-Tulis,
luka mendalam baginya, namun dia lolos di SPMB-PTAIN di UIN Maliki-Psikologi. Uun,
salah satu dari temanku juga mengalami kegagalan Mesir, namun dia sangat kecewa
yang begitu mendalam , karena keluarganya hanya menginginkan dia dapat
pendidikan di Mesir. Dalam kegagalan ini keluarga dan kerabat terdekatnya
sangat kecewa. Namun setelah itu dia ditawari mengajar oleh gurunya MTs dulu. Tiga
orang temanku yang bersama2, merasa sedih bersama melihat pengumuman Mesir
tidak diterima, sekarang mereka semua sudah sukses.
Saat2
menyedihkan terus aku jalani, karena semua teman se-pondok dan teman2 SMA sudah
menempati impian tertinggi dan terbaik mereka, namun hanya aku-lah yang sedih
berkepanjangan. Ya… ketika aku menulis ini aku semakin sedih hingga tak kuasa
meneteskan air mata yang sesungguhnya adalah air mata kebahagiaan akan
kesuksesan teman2ku meskipun dalam kesedihan yang sungguh mendalam bagiku. Aku
kembali mendaftar untuk ikut tes Mandiri yang diadakan oleh UIN-Maliki dan
UNDIP. Untuk kesekian kalinya aku menginap kembali di kost.an kakak.ku. Aku tes
kembali pada Mandiri-UIN. Menjelang waktu2 Ramadhan aku mengikuti tes UIN
Maliki. Waktu itu aku dan sejumlah temanku yang juga gagal dan ikut tes
kembali, pergi ke Malang bersama. Setelah mencari ruang tes, kami berjalan
untuk mencari minum, namun kami ternyata malah tidak mendapatkan minum, malah
mendapatkan capek, setelah di suatu jalan kami semua berpisah karena berbagai
keperluan. Salah satu temanku yang ikut tes tidak nginep bersamaku. Keesokan
harinya aku dan temanku janjian untuk bertemu dan masuk ruang bersama. Ternyata
ketika aku mengecek, berbagai cobaan aku temui, aku tidak membawa kartu tes,
tidak membawa legalisasi ijizah, hingga tidak membawa pensil, q bingung.
Akhirnya aku memutuskan minimal membawa kartu tes, dan aku nge-print dulu
sebelum tes. Tes kali ini dilaksanakan 2 hari.
Hari
kedua tes aku dan temanku bertemu dengan teman yang lain juga, kami bercanda
tawa dan banyak bercerita. Setelah hari itu, aku langsung pulang, karena
keesokan harinya sudah puasa. Aku ingin sholat taraweh pertama di pondok
akhirnya aku pulang dan menuju pondok. Hari2 berikutnya adalah menunggu waktu
tes UNDIP. Tes tersebut dilaksanakan pada bulan Ramadhan, dijalani… itulah
pesan dari ayahku… Kumandang subuh terdengar, akhirnya ayah, ibu dan aku pergi
ke tempat dimana dilaksanakan tes tersebut. Kami meluncur 1 jam setengah ke
Surabaya. Sesampai disana aku tak lupa sholat dhuha terlebih dahulu. Meskipun
kegagalan yang bertubi2 aku tak boleh menyerah, karena semua ini telah diatur
oleh Sang Maha Mengatur yakni Allah SWT. Pertama, KEGAGALAN aku tidak bisa
mengenyam pendidikan di Univ.Al-Azhar Cairo Mesir. Kedua, KEGAGALAN lolos
SNMPTN-Tulis. Ketiga, KEGAGALAN lolos SPMB-PTAIN.
Sembari
menunggu pengumuman yang telah aku ikuti tes yakni, SPMB-Mandiri UIN-Maliki dan
UM UNDIP. Aku terkadang galau dan bingung atas semuanya. Ayah yang sudah
memiliki rencana jika memang tidak ditakdirkan untuk kuliah di PTN, aku segera
dicarikan pondok dan di kuliahkan S1 di PTS terdekat dengan pondok nantinya.
Kediri, disanalah aku akan dipondokkan.
Ramadhan
1433 H dimulai, doa terus aku haturkan kepada Sang Kholiq, akhirnya tiba
saat-saat dimana tanggal pengumuman. Aku tak sabar akan pengumuman, aku juga
akan bersiap atas semua yang akan aku terima nantinya. Ya . . . malam hari
sebelumnya aku ikut ngaji kilatan di pondokku dulu, di PonPes Sunan Ampel.
Setibanya dari pondok, pukul 02.00 dini hari, aku membuka-buka web terkait
pengumuman. Namun, apa daya? Tetep belum ada kabar tertulis disana. Aku
menunggu hingga keesokan harinya. Sahur, tahajjud, sholat subuh dan menunggu
kembali. Pukul 9 pagi aku melihat pengumuman, tetap saja belum keluar. Namun,
kekecewaan timbul karena ditundanya pengumuman UM UNDIP. Aku langsung menge-cek
terus web dari UIN-Maliki. Tiba2 dengan tidak sengaja yang rencana ditulis akan
dapat diakses pukul 12 siang, pada pukul 11 tepat sudah dapat diakses. Rasa dag
dig dug sungguh aku rasakan antara diterima dan tidak, jika tidak aku akan
menjalani tes kembali diberbagai PTN selanjutnya. Aku mencari-cari kartu tes.ku
yang aku takutkan akan hilang. Namun, setelah ketemu, langsung aku memasukkan
nomor tes.ku.
Alhamdulillah,…..
perjuangan tiada henti akan tes, ngaji, doa, support, dan tentunya Kuasa dari
Allah SWT. Semuanya berjalan sesuai rencana. Dikala aku mengalami kegagalan
mulai dari Univ.Al-Azhar, SNMPTN-Tulis, SPMB-PTAIN. Akhirnya aku lolos dan
masuk di UIN-Maulana Malik Ibrahim Malang. Ya, namaku tertulis disana, aku
sungguh bangga akan nama yang telah dinyatakan diterima di Perguruan Tinggi Islam
terbaik se-Indonesia tersebut. Aku merencanakan menunggu pengumuman UNDIP besok
hari, namun ayah merencanakan hal yang berbeda, meskipun diterima disana aku
tetap akan masuk di UIN-Maliki tersebut. Alhamdulillah… Rasa yang tak
henti-hentinya aku ucapkan juga, setelah itu waktu jum’atan tiba. Sungguh
jum’at yang terkenang Ramadhan tahun ini. Momen Ramadhan penuh berkah yang
selama ini aku cari tahun ini-lah yang namanya berkah. Terima kasih kepada
semuanya terutama Allah SWT…
Keesokan
harinya tepat setelah makan sahur aku membuka pengumuman UNDIP, dan ternyata
aku tidak ditakdirkan disana. Namun aku tetap bersyukur dengan bersujud setiap
waktu. Karena telah diterimanya aku di UIN-Maliki. Memang takdirku kuliah
disana. Alhamdulillah, sebuah kenangan yang tak kan terlupaka atas semua
perjuangan dan kegagalan. Hampir semua kabar tentang teman SMA, pondok,
tetangga hingga teman MI. mereka semua meneruskan di daerang Malang, ini
berarti MABA angkatan 2012 di Malang akan dipenuhi semua teman2ku. Di satu sisi
ku ingin tertawa karena teman duduk.ku selama 3thn di SMA yang gembor2nya sama
guru.ku gak akan boleh satu bangku, n jangan sampai satu universitas, malah
saat ini terjadi karena malah kami bertemu kembali di Malang, mungkin beliau
akan sangat tertawa dan mungkin banyak menasehati kami berdua jika bercerita
dan bertemu nantinya. Sedih, senang, tertawa, dan entah apa lagi yang dapat ku
rasakan saat ini. Sekali lagi terima kasih kepada Allah dan semua kebaikan
pemberian-MU, serta siapa saja yang telah mendoakan.ku.