Jumat, 27 Juli 2012

KEGAGALAN dan KEBAHAGIAAN

            Awal kisah ini adalah masa-masa terakhir SMA ku. Tulisan ini ku tulis pada lembaran-lembaran ketika bulan Ramadhan 1433 H. Terakhir SMA, q putuskan ‘tuk nglanjutin kuliah di PTN. Iming-iming awal nyantriku di PonPes Sunan Ampel Jombang akan kuliah di Luar Negeri (Univ.Al-Azhar Mesir), membuat aku ingin mengenyam pendidikan disana. Perjalanan kelas 3 SMA sudah tinggal sesaat lagi.Mengejar impian ke Al-Azhar pingin banget ku rasakan, akhirnya ketika q belum ijin orangtua, aku udah nyoba ikut tambahan bimbingan kepada beberapa guruku di pondok (pak Masturi Ms, S.Pdi dan Ahmad Jazuli, Lc) tentang berbagai pelajaran, namun pada akhirnya aku di ajari pelajaran yang sangat penting yakni Nahwu n Shorof serta Bahasa Arab yang akan dijadikan bahasa pengantar disana. Awal – awal perjalanan bimbingan privat ini aku mulai menjelang Unas.
            Ketika aku di jenguk ayah, beliau memutuskan buat les di salah satu bimbingan belajar untuk kesuksesan UNAS.ku. Aku belajar 2 pelajaran secara intensif, pertama materi terkait UNAS, dan kedua materi terkait ke Al-Azhar. Dua ilmu yang harus dikuasai oleh muslim ini ku jalani demi kesuksesan dunia dan akherat. Berjalan hingga UNAS, akhirnya ketika UNAS ku putuskan untuk menghentikan kedua pelajaran intensif tersebut.          Setelah UNAS, ku menunggu pengumuman dan menunggu perpisahan pondok (Muwadda’ah). Akhirnya aku putusin menunggu di pondok, dan melanjutkan bimbingan, baik yang di pondok maupun  melanjutan bimbel buat SNMPTN-Tulis nantinya. Berjalan ber-iringan terus aku lakukan, hingga waktu pendaftaran Univ. Al-Azhar Cairo Mesir dibuka, setelah aku mendaftar, tidak menyangka ternyata tawaran kepada teman2 pondok malah ada yang berminat, akhirnya kami belajar ber-5 waktu itu.
            Pada waktu yang telah ditentukan, kami melakukan pelengkapan berkas. Ketika pemberkasan selesai, ternyata salah satu dari ke-5 peserta ini, salah satunya sangat tidak diijini oleh ibunya, akhirnya dia tidak ikut tes ke Mesir. Rasa kecewa atas pernyataan salah satu teman kami tersebut, namun cita2 kami tidak boleh pupus karena salah satu teman saja. Setelah kejadian tersebut, banyak sekali simpang siurnya, mulai dari salah paham tempat tes, tidak ikutnya teman, sampai yang jadwal berubah-ubah, namun pada akhirnya tanggal 31 Juni tepatnya, kami melaksanakan tes, tes tersebut dilaksanakan di Surabaya. Sebelum kami berangkat tes, kami terlebih dahulu sowan ke Abah Taufiq selaku pengasuh pondok, agar mengetahui bahwa tes kami besok. Namun ternyata waktu itu kami tidak bertemu dengan beliau, meskipun sebelum ini kami sudah sowan, kurang enak rasanya jika sebelum berangkat belum sowan dulu. Setelah hampir setengah jam kami menunggu, ternyata Abah tak kunjung keluar juga akhirnya kami putuskan segera berangkat, karena hari itu adalah jum’at dan kami khawatir akan terlambat jum’atan di Surabaya.

            Let’s go….. akhirnya kami-pun berangkat, berjalan menuju stasiun untuk naik len ke terminal dan naik bus ke Surabaya. Ditengah perjalanan kami ternyata sudah disambut oleh teman2 yang mengantar naik len, kami agak terharu, namun pemberian semangat kepada teman2 tersebut tak akan kami lupakan, dan kami akan semangat nantinya ketika tes. Perjalanan 2 jam dalam bus membuat kami mengantuk, kami dan salah satu guru dari kami yang ikut tertidur pulas. Namun hanya salah satu dari kami yang tidak tertidur. Sesampai di Terminal Purabaya-Surabaya, kami naik bus kota untuk pergi ke tempat tes, waktu itu tempat tes di IAIN-Surabaya, kami naik bus kota ber-AC. Sesampai di daerah IAIN kami harus menunggu hingga besok, karena tesnya baru keesokan harinya, kami menginap di kost.an teman2 alumni pondok, kami ber-4 adalah 2 cwo dan 2 cwe serta salah satu guru pembimbing kami.
            Kami mencari tempat kakak2 alumni, waktu itu kami mencari dahulu tempat untuk teman kami yang cewe, akhirnya ketemu. Adzan berkumandang tanda jum’atan segera dimulai, langsung saja kami menuju masjid. Setelah sholat jum’at kami merebahkan badan sejenak, untuk beristirahat, kami menelepon alumni yang ada di asrama dekat IAIN namun ternyata tidak di angkat2, kami merasa kecewa dan agak bingung mau nginep dimana. Untung saja guru kami yang juga alumni PonPes Sunan Ampel ini, temannya dulu ada yang tinggal di daerah Surabaya. Beliau langsung menelepon, dan langsung saja kami menuju ke daerah yang dijelaskan teman dari guru kami tersebut.
            Sesampai di kontrakan teman guru kami. Langsung kami melanjutkan aktifitas, aku dan temanku yang akan mengikuti tes terus belajar demi kesuksesan tes esok hari. Aku berpuasa waktu itu, setelah guru kami keluar mencari makanan, mereka makan2an ringan, namun aku menunggu tibanya waktu adzan magrib, setelah adzan, kami makan bersama. Keesokan harinya kami pagi2 sekali melaksanakan sholat subuh, dan bersiap2 untuk pergi ke tempat tes, sekitar 30menit kami menempuh perjalanan ke tempat tes. Pelengkapan pemberkasan di tempat tes kami lakukan bersama2. Setelah itu kami melaksanakan tes tahap awal yakni tes tulis. Setelah 2 jam kami mengerjakan, kami langsung menuju gedung rektorat untuk melaksanakan tahap kedua yakni tes lisan. Setelah menunggu lama, kamipun tertinggal informasi, ternyata kami harus mengumpulkan kartu untuk dipanggil, untung saja salah satu teman SMP.ku dulu yang ikut tes ini juga telah memberi tahu agar mengumpulkan dulu kartu peserta.
            Mendapatkan giliran paling akhir adalah suatu kegiatan menunggu yang sangat membosankan, hingga kami hampir tertidur, hampir 3 jam kami menunggu dipanggil. Setelah tes lisan, kami segera pulang, namun jika langsung pulang kami akan terlalu malam, dan tidak bisa masuk pondok. Akhirnya kami putuskan berjalan2 dulu ke Mall, suatu pengalaman yang indah, setelah tes kami jalan2 ke Mall. Setelah kami naik  bus kota, kami turun di daerah tunjungan di Mall TP tepatnya, adzan maghrib berkumandang, aku segera berbuka dan makan jajan yang di bawakan oleh ibu tercinta karena aku berpuasa hari itu. Kami langsung ke Gramedia, kami jalan2 kesana dan baca2 buku, tak ada yang dibeli, hanya baca2. Setelah satu jam kami di TP, kami langsung pulang, kami langsung menuju tempat bu de dari salah satu teman kami yang cewe, namun belum sempet dibales sms dari bu de-nya, hape-nya udah mati. Mungkin juga udah diijinin nginep disana.
            Setelah selesai jalan2 ke TP kami langsung menuju ke tempat salah satu bu de dari temen kami, sesampai disana kami terlebih dahulu untuk menunggu jemputan karena tempatnya jauh dari turunnya bus. Setelah menunggu lama, kami putuskan buat makan bakso dulu, mumpung ada yang jualan bakso. Setelah makan, akhirnya dijemput juga, kami mengimbal atau gantian, karena tidak mungkin naik sepeda motor 5 orang. Aku dan salah satu temen cowo menunggu untuk gilliran kedua menjeput kami. Setelah lama, ternyata tak kunjung dijemput, kami khawatir apa yang terjadi, kami berdua bingung, pingin balik kepondok namun tak tega meninggal 2 teman cewe kami karena berangkat bersama, maka pulang juga harus bersama. Hampir 2 jam kami menunggu, aku-pun tertidur di gerdu masuk perumahan tersebut. Salah satu sms masuk dari teman kami yang sudah disana, kami kaget, ternyata ada hal2 yang tidak diinginkan.
            Allah SWT Maha Penolong bagi hamba-NYA, temanku yang memiliki teman juga di daerah situ ternyata sms dan mengajak tidur dirumahnya. Sesampai dirumah dia, kami ber-istirahat. Kami akan pulang esok hari, keesokan harinya kami sarapan dan pulang balik kepondok, 2 teman cewe kami sudah terlebih dahulu balik jam 5an. Kami menjemputnya, namun kami hanya bisa bertemu di masjid jami’ dekat pondok. Dipondok ternyata masih ada ngaji Ahad, kami-pun menunggu di masjid dan menunaikan ibadah sholat dhuha. Seusai ngaji, ada salah satu teman kami yang sms ngajinya telah selesai, kami langsung kepondok untuk masuk kedalam. Hari-demi-hari kami jalani, sembari menunggu pengumuman hasil tes seleksi mahasiswa Mesir. Kami semua mendaftar ke PTN, kami mendaftar karena berbagai pertimbangan, semuanya ikut bimbel juga masing2 yang berbeda2 juga untuk tes PTN nantinya.
            Bulan sungguh mengesankan, bulan ini padat akan jadwal2 penting. Waktu  tes PTN atau biasa disebut SNMPTN-Tulis kami tiba, kami ber-empat ikut tes semua. Waktu itu aku ikut tes PTN di daerah Malang, karena kakak.ku tinggal disana. Aku berangkat ke Malang bersama kakak.ku dengan naik sepeda motor. Sesampai disana aku tinggal se-kost dengan kakak.ku, ternyata salah satu temanku ingin tinggal bersama aku dan kakak.ku ku jemput dia dan tidur se.kost denganku. Esok harinya adalah tes hari pertama yakni TPA dan Kemampuan Dasar, sehari kemudian Tes Bidang IPA/IPS dan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia.
            Setelah hari kedua tes aku dan temanku langsung pulang, kami pulang naik sepeda motor, namun kami terlebih dahulu mampir di salah satu teman kami di daerah yang tidak cukup dekat dengan daerah Malang. Kami jalan2 dan kami pergi ke pondok bersama. Sesampai dirumah, aku sangat capek. Aku baru teringat akan tes Mesir. Akhirnya aku melihat situs terkait akan hasil seleksi tersebut. Rasa deg2an sungguh aku rasakan, benar saja pengumuman ternyata sudah keluar terlebih dahulu sebelum tanggal yang telah ditentukan. Aku segera menghubungi 3 temanku yang ikut tes ini. Ternyata apa dikata? Kami ber-empat GAGAL. Mungkin memang bukan jalannya. Kami sangat kecewa waktu itu, luka mendalam bagi kami. Namun, inilah maknsa sebuah takdir yang terbaik bagi makhluk Allah SWT, Dia Maha Tahu apa yang terbaik bagi hamba-NYA.
Perjalanan pengumuman SNPMTN-Tulis aku isi dengan mengikuti tes kembali, yakni SPMB-PTAIN di Malang. Aku terus mencoba semua tes yang diadakan oleh berbagai PTN. Namun sehari sebelum tes aku dan teman2 SMA.ku mengadakan jalan2 di rumah Malang, waktu itu umurku 19, ya… q ber-ulang tahun waktu itu. Setelah acara tersebut usai, aku menelepon temanku yang lain yang ikut tes SPMB-PTAIN bersamaku. Aku langsung berangkat ke kost-an kakak.ku kembali. Sehari mengikuti tes, malam harinya teman yang lain yang beda kost mencoba menghubungiku untuk main ke tempatnya. Sebelum kesana aku dan temanku mencari ruang tes yang tak jauh dari kost.an kakak.ku. Setelah itu kami mencari2 tempat kost.an temanku, sejauh hampir 1 km kami berdua berjalan, malam2 sebelum tes malah jalan2 yang sungguh capek sekali, ada mobil bak terbuka lewat, aku mengajak temanku naik dan bareng ke daerah yang dimaksudkan temanku yang beda kost tadi. Sesampai disana, kami langsung balik ke kost.an kakak.ku. Keesokan harinya terjadi salah paham ketika menerima sms dari temanku yang aku hampiri tadi malam minta dijemput dan temanku yang ikut se-kost ini menjemput tanpa membawa helm, akhirnya di pertigaan jalan besar kena tilang polisi. Waktu sudah hampir terlambat, karena itu aku dan temanku langsung pergi ke ruang tes. Selesai tes kami langsung pulang dan menyelesaikan dengan kepolisisan yang telah menilang temanku tadi pagi, namun aku menginap dirumah temanku. Keesokan harinya dia mengantarkan aku pulang, jauh sih.. namun dia ingin main kepondok, akhirnya aku pulang kerumah.
Hari-hari menunggu, aku putuskan ikut ngaji kilatan Ramadhan yang sudah dimulai pada bulan Sya’ban. Namun di tengah2 tanggal pengumuman, temanku memberi tahu aku bahwa AREMA-Indonesia akan bertanding, tidak ada waktu lagi musim ISL ini, aku putuskan ikut menonton sepakbola. Dikarenakan aku dari kecil ingin sekali nonton bola di stadion langsung. Hari itu Arema vs Deltras, hanya dihadang 0-0 kamipun langsung pulang. Aku lagi2 menginap dirumah teman yang sebelumnya aku juga menginap disana.
Hari demi hari aku jalani… dan pada akhirnya tiba hari dimana pengumuman SNMPTN-Tulis, Semua teman2 saling menanyakan gimana hasil tes.nya, banyak diantara temanku lolos SNMPTN-Tulis ini. Namun lagi2 kegagalan berpihak padaku. Aku yakin lolos namun apa yang terjadi? Mungkin bukan jalannya. Pengumuman SPMB-PTAIN ku tunggu. Hari-demi-hari aku jalani menunggu pengumuman, meskipun sudah jadi alumni, aku masih sering mampir kepondok dan ikut pengajian kilatan Ramadhan, sembari menunggu pengumuman. Tiba lagi pengumuman, kali ini SPMB-PTAIN, akupun kembali gagal, tragis memang, jika manusia tidak menerima atau dengan kata lain dia kecewa, maka dia dengan otomatis tidak menerima pemberian ALLAH, maka aku segera mengurungkan niat kecewa tersebut.

Oerma, salah satu temanku sudah mengalami kegagalan 2 kali, dia telah mengalami kegagalan tidak diterimanya SNMPTN-Undangan dan Mesir. Perjalanan yang menyedihkan baginya, namun dia lolos SNMPTN-Tulis di UB-T.Kimia. Syid, salah satu temanku juga mengalami kegagalan 2 kali juga, yakni Mesir dan SNMPTN-Tulis, luka mendalam baginya, namun dia lolos di SPMB-PTAIN di UIN Maliki-Psikologi. Uun, salah satu dari temanku juga mengalami kegagalan Mesir, namun dia sangat kecewa yang begitu mendalam , karena keluarganya hanya menginginkan dia dapat pendidikan di Mesir. Dalam kegagalan ini keluarga dan kerabat terdekatnya sangat kecewa. Namun setelah itu dia ditawari mengajar oleh gurunya MTs dulu. Tiga orang temanku yang bersama2, merasa sedih bersama melihat pengumuman Mesir tidak diterima, sekarang mereka semua sudah sukses.
Saat2 menyedihkan terus aku jalani, karena semua teman se-pondok dan teman2 SMA sudah menempati impian tertinggi dan terbaik mereka, namun hanya aku-lah yang sedih berkepanjangan. Ya… ketika aku menulis ini aku semakin sedih hingga tak kuasa meneteskan air mata yang sesungguhnya adalah air mata kebahagiaan akan kesuksesan teman2ku meskipun dalam kesedihan yang sungguh mendalam bagiku. Aku kembali mendaftar untuk ikut tes Mandiri yang diadakan oleh UIN-Maliki dan UNDIP. Untuk kesekian kalinya aku menginap kembali di kost.an kakak.ku. Aku tes kembali pada Mandiri-UIN. Menjelang waktu2 Ramadhan aku mengikuti tes UIN Maliki. Waktu itu aku dan sejumlah temanku yang juga gagal dan ikut tes kembali, pergi ke Malang bersama. Setelah mencari ruang tes, kami berjalan untuk mencari minum, namun kami ternyata malah tidak mendapatkan minum, malah mendapatkan capek, setelah di suatu jalan kami semua berpisah karena berbagai keperluan. Salah satu temanku yang ikut tes tidak nginep bersamaku. Keesokan harinya aku dan temanku janjian untuk bertemu dan masuk ruang bersama. Ternyata ketika aku mengecek, berbagai cobaan aku temui, aku tidak membawa kartu tes, tidak membawa legalisasi ijizah, hingga tidak membawa pensil, q bingung. Akhirnya aku memutuskan minimal membawa kartu tes, dan aku nge-print dulu sebelum tes. Tes kali ini dilaksanakan 2 hari.
Hari kedua tes aku dan temanku bertemu dengan teman yang lain juga, kami bercanda tawa dan banyak bercerita. Setelah hari itu, aku langsung pulang, karena keesokan harinya sudah puasa. Aku ingin sholat taraweh pertama di pondok akhirnya aku pulang dan menuju pondok. Hari2 berikutnya adalah menunggu waktu tes UNDIP. Tes tersebut dilaksanakan pada bulan Ramadhan, dijalani… itulah pesan dari ayahku… Kumandang subuh terdengar, akhirnya ayah, ibu dan aku pergi ke tempat dimana dilaksanakan tes tersebut. Kami meluncur 1 jam setengah ke Surabaya. Sesampai disana aku tak lupa sholat dhuha terlebih dahulu. Meskipun kegagalan yang bertubi2 aku tak boleh menyerah, karena semua ini telah diatur oleh Sang Maha Mengatur yakni Allah SWT. Pertama, KEGAGALAN aku tidak bisa mengenyam pendidikan di Univ.Al-Azhar Cairo Mesir. Kedua, KEGAGALAN lolos SNMPTN-Tulis. Ketiga, KEGAGALAN lolos SPMB-PTAIN.

Sembari menunggu pengumuman yang telah aku ikuti tes yakni, SPMB-Mandiri UIN-Maliki dan UM UNDIP. Aku terkadang galau dan bingung atas semuanya. Ayah yang sudah memiliki rencana jika memang tidak ditakdirkan untuk kuliah di PTN, aku segera dicarikan pondok dan di kuliahkan S1 di PTS terdekat dengan pondok nantinya. Kediri, disanalah aku akan dipondokkan.
Ramadhan 1433 H dimulai, doa terus aku haturkan kepada Sang Kholiq, akhirnya tiba saat-saat dimana tanggal pengumuman. Aku tak sabar akan pengumuman, aku juga akan bersiap atas semua yang akan aku terima nantinya. Ya . . . malam hari sebelumnya aku ikut ngaji kilatan di pondokku dulu, di PonPes Sunan Ampel. Setibanya dari pondok, pukul 02.00 dini hari, aku membuka-buka web terkait pengumuman. Namun, apa daya? Tetep belum ada kabar tertulis disana. Aku menunggu hingga keesokan harinya. Sahur, tahajjud, sholat subuh dan menunggu kembali. Pukul 9 pagi aku melihat pengumuman, tetap saja belum keluar. Namun, kekecewaan timbul karena ditundanya pengumuman UM UNDIP. Aku langsung menge-cek terus web dari UIN-Maliki. Tiba2 dengan tidak sengaja yang rencana ditulis akan dapat diakses pukul 12 siang, pada pukul 11 tepat sudah dapat diakses. Rasa dag dig dug sungguh aku rasakan antara diterima dan tidak, jika tidak aku akan menjalani tes kembali diberbagai PTN selanjutnya. Aku mencari-cari kartu tes.ku yang aku takutkan akan hilang. Namun, setelah ketemu, langsung aku memasukkan nomor tes.ku.
Alhamdulillah,….. perjuangan tiada henti akan tes, ngaji, doa, support, dan tentunya Kuasa dari Allah SWT. Semuanya berjalan sesuai rencana. Dikala aku mengalami kegagalan mulai dari Univ.Al-Azhar, SNMPTN-Tulis, SPMB-PTAIN. Akhirnya aku lolos dan masuk di UIN-Maulana Malik Ibrahim Malang. Ya, namaku tertulis disana, aku sungguh bangga akan nama yang telah dinyatakan diterima di Perguruan Tinggi Islam terbaik se-Indonesia tersebut. Aku merencanakan menunggu pengumuman UNDIP besok hari, namun ayah merencanakan hal yang berbeda, meskipun diterima disana aku tetap akan masuk di UIN-Maliki tersebut. Alhamdulillah… Rasa yang tak henti-hentinya aku ucapkan juga, setelah itu waktu jum’atan tiba. Sungguh jum’at yang terkenang Ramadhan tahun ini. Momen Ramadhan penuh berkah yang selama ini aku cari tahun ini-lah yang namanya berkah. Terima kasih kepada semuanya terutama Allah SWT…
Keesokan harinya tepat setelah makan sahur aku membuka pengumuman UNDIP, dan ternyata aku tidak ditakdirkan disana. Namun aku tetap bersyukur dengan bersujud setiap waktu. Karena telah diterimanya aku di UIN-Maliki. Memang takdirku kuliah disana. Alhamdulillah, sebuah kenangan yang tak kan terlupaka atas semua perjuangan dan kegagalan. Hampir semua kabar tentang teman SMA, pondok, tetangga hingga teman MI. mereka semua meneruskan di daerang Malang, ini berarti MABA angkatan 2012 di Malang akan dipenuhi semua teman2ku. Di satu sisi ku ingin tertawa karena teman duduk.ku selama 3thn di SMA yang gembor2nya sama guru.ku gak akan boleh satu bangku, n jangan sampai satu universitas, malah saat ini terjadi karena malah kami bertemu kembali di Malang, mungkin beliau akan sangat tertawa dan mungkin banyak menasehati kami berdua jika bercerita dan bertemu nantinya. Sedih, senang, tertawa, dan entah apa lagi yang dapat ku rasakan saat ini. Sekali lagi terima kasih kepada Allah dan semua kebaikan pemberian-MU, serta siapa saja yang telah mendoakan.ku.

Senin, 23 Juli 2012

Artikel


            Sebuah pertentangan adalah dua persoalan dimana antara keduanya memiliki pandangan berbeda, namun pandangan yang satu ini memiliki persoalan yang pelik sekali karena dalam pertentangan masalah agama. Ternyata tak hanya masalah biasa, namun di Indonesia masalah pertentangan ini muncul.
            Seperti pada akhir-akhir ini, sudah 3 tahun ini masyarakat Indonesia, dan kaum Muslim khususnya mengalami pertentangan ini. Permulaan awal Ramadhan, yang menyebabkan jutaan ribu-orang mengalami ke-galau-an, mereka bingung akan penentuan awal Ramadhan dan 1 Syawal.
            Namun, masyarakat yang seperti ini membuat kebanyakan orang malah akan tidak memberi keyakinan pada pemerintah, timbul-lah suatu pertanyaan dalam diri seseorang. Mengapa ini terjadi terus? Mengapa penentuan Ramadhan terjadi terus? Mengapa hanya 1 Ramadhan dan 1 Syawal saja? 1 Muharrom dan 10 Dzulhijjah yang juga merupakan tanggal-tanggal penting umat Muslim Indonesia tidak diperselisihkan?